Cara Anak Mampu Berkomunikasi

Hi semua.. Setelah sekian lama menghilang dari dunia blog, kita jumpa lagi ya dan udah masuk tahun 2020

Banyak yg terjadi selama setahun, terlebih saat ini dunia lagi menghadapi cobaan pandemi corona. Akibat dari pandemi ini hampir dialami semua kalangan, baik dari kalangan ekonomi kelas atas sampai kalangan ekonomi kelas bawah. Memang ga mudah melewati masa sulit seperti sekarang, ada baiknya kita berusaha semaksimal mungkin dan sisanya serahkan ke Tuhan. Kadang ketika seseorang berada dalam kesulitan muncul perasaan cemas, terlebih saat pandemi seperti ini. Mungkin next blog, aku akan menulis tentang kecemasan dan bagaimana cara mengatasi kecemasan berlebih pada saat sulit seperti sekarang.

Tinggalkan sejenak tentang pandemi, karena sekarang ini aku mau membahas bagaimana membuat anak agar bisa cepat berbicara dan lancar dalam berkomunikasi. Sebelumnya, harus dibedakan dulu antara berbicara dengan berkomunikasi ya. Kalau berbicara itu mengucapkan kata demi kata, sedangkan berkomunikasi itu menyampaikan yang diinginkan dan bisa menanggapi orang lain yang bertanya. Paham ya? Soalnya kalau belum paham, susah untuk memahami maksud tulisan blog ini. Ok.. lanjut ya!

Pernah tidak bertemu dengan anak yang berusia satu tahun tapi dia belum bisa berbicara atau bahkan berkomunikasi? Pasti ada ya, tapi ga semua seperti itu, karena semua itu tergantung bagaimana orangtua masing-masing.

Kalau udah ada yang pernah baca blogku, pastinya udah tahu diriku ini ibu yang punya dua anak (laki-laki dan perempuan). Mereka berdua itu udah bisa berbicara dan berkomunikasi di usia satu tahun. Yup! Kalian ga salah baca. Tapi sekarang mereka udah usia 3,5 tahun dan 2 tahun, dan yang pasti makin cerewet. Banyak orang yang kalau ketemu anak-anakku itu seakan kagum dengan cara komunikasi anak seusia mereka saat itu.

Malah sempat ada yang bertanya, bagaimana sih supaya anak itu cepat berbicara dan berkomunikasi? Kok bisa sih usia setahun udah ngerti apa yang diomongin orang lain? Nah berikut ada beberapa cara agar anak bisa berbicara dan berkomunikasi, berdasarkan pengalaman pribadi..

Langkah paling awal itu adalah sejak anak-anak masih berada di dalam perut. Banyak yang mengira kalau janin atau bayi yang di dalam perut itu ga mengerti omongan orangtua atau orang lain. Itu pandangan yang salah besar, justru ketika bayi dalam kandungan itu mengerti setiap perkataan orangtuanya. Maka dari itu, sering-seringlah ajak bicara janin atau bayi saat masih di dalam perut dan bisa juga didengarkan sebuah lagu. Walau dalam trisemester awal (3 bulan pertama), bayi belum bisa merespon tapi bayi itu cukup peka sama suara-suara dari luar perut, tapi mungkin ketika sudah menginjak trisemester kedua (4-6 bulan) bayi itu biasa akan merespon dengan tendangan, dan semakin bisa merespon saat usia 7-9 bulan. Kedua anak ku ini dari dalam perut sudah aku ajak berinteraksi, dan berkomunikasi sejak dari dalam perut bahkan mereka sering juga dengar lagu.

Langkah selanjutnya ketika anak sudah lahir. Bahkan sejak lahir pun bayi juga bisa merespon omongan orangtua, maka disarankan seringlah ajak bayi ngobrol atau mungkin sering nyanyikan lagu anak2. Kalau aku, ketika anak sudah lahir sering sekali aku ajak berkomunikasi dan bernyanyi dengan menatap wajah si bayi. Boleh juga dilakukan dengan mengenalkan anggota tubuh, mata, hidung, mulut dan lainnya. Walau padamulanya bayi belum terlalu merespon tapi seiring bertambahnya usia, bayi akan merespon dengan cara mereka seperti tersenyum atau mungkin bergumam dengan bahasa bayi. Perlahan tapi pasti dengan seringnya ngobrol dengan bayi, kosakata mereka pun akan bertambah dan ketika sudah waktunya berbicara, anak2 pun menjadi pintar dalam berkomunikasi

Langka selanjutnya, ketika bayi sudah mulai bertambah usianya biasakan berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan ini penting untuk diingat, ketika orang tua berbicara dengan bayi, orang tua tidak boleh berbicara dengan nada cadel misal makan jadi mam, minum jadi num. Kenapa kok harus pake bahasa yang jelas? Karena nantinya mereka akan mengikuti bahasa yang kita pake ke mereka dan ketika anak beranjak besar, mereka akan kebingungan dengan bahasa yang tidak sesuai. Semakin bertambahnya usia anak, biasa mereka akan semakin mengerti apa yang diinginkan. Nah.. biasa anak kan sering nunjuk2 barang atau apapun yang mereka inginkan, disini juga bisa jadi kesempatan untuk menambah kosakata anak. Misal si anak nunjuk ke arah bola, berarti dia ingin orang tuanya mengambilkan bola itu, dan saat itu lah orang tua bisa sambil mengatakan kepada anak dengan bahasa yang jelas “apa ini? Ini bola.. bola.. warna apa? Warna kuning.”. Aku pun dengan anak2 selalu begitu, ketika mereka ingin meminta sesuatu dan menunjuk sesuatu, aku akan menjelaskan sejelasnya agar kosakata mereka bertambah.

Selain langkah2 tersebut, orang tua juga bisa bercerita apapun, memberitahu semua hal yang mungkin anak ingin tahu. Biasanya kalau aku ke anak2, aku selalu banyak ngomong, kadang suka kutanya “kamu main apa? Main bola ya, atau main kereta” atau “ayuk kita makan.”, juga setiap hari aku ajak anak2 bernyanyi banyak lagu dan kadang bahkan aku sering bercerita dengan mereka. Jadi ga heran mereka bisa berbicara dan berkomunikasi di usia mereka satu tahun. Ketika orang tua ingin anak cepat berbicara maka orang tua pun harus berperan aktif dalam tumbuh kembang anak.

Satu lagi.. ketika ada anak yang mungkin lebih dulu berbicara dibanding anak sendiri, orang tua Dilarang keras untuk membandingkan anak2. Karena apa? Setiap anak diciptakan unik dan berbeda, anak2 pun juga punya kelebihan dan kekurangannya masing2 jadi kita sebagai orang tua harus tetap bersabar dengan semua prosesnya. Tidak ada patokan untuk setiap perkembangan anak2, hanya saja orang tua juga harus tetap berperan di dalamnya.

Sekian dari tulisan aku kali ini. Semoga bisa bermanfaat bagi orang tua dan juga calon orang tua diluar sana. Jadi orang tua itu terus belajar sampai kapanpun bahkan ketika anak2 dewasa pun, orang tua juga tetap belajar. Kalau ada yang ingin bertanya, boleh ditulis di kolom komentar.

~Tasia~

Tinggalkan komentar